Angin dingin dari Lembah Onikage berputar seperti bisikan arwah yang belum selesai menuntut balas. Pada malam itu, langit gelap bukan hanya karena tiada bulan—tetapi karena bayangan mesin raksasa yang melintasi cakrawala. Mecha kuno berbentuk naga, Kurotatsu, kembali aktif untuk pertama kalinya setelah tiga abad terkubur dalam legenda.
Di antara reruntuhan kuil, Raja Receh Asia, Kagemaru Reichi, berdiri dengan jubah hitam yang berkibar. Cahaya merah dari core reactor Kurotatsu menyorot wajahnya. Bekas luka berbentuk huruf R—yang katanya bukan “Revenge”, tapi “Receh”—bersinar samar seperti simbol kutukan.
Reichi menatap Kurotatsu seakan melihat sahabat lama.